Rumah Sakit Tertua – Setiap tanggal 12 November diperingati sebagai Hari Kesehatan Nasional maxbet sebagai momen untuk meningkatkan kesadaran seluruh masyarakat Indonesia tentang kesehatan. Tahun ini peringatan Hari Kesehatan Nasional mengangkat tema ‘Sehat Negeriku Tumbuh Indonesiaku.Bicara soal kesehatan, tentunya tak bisa dilepaskan dari peran tenaga medis dan keberadaan rumah sakit (RS). Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, seperti dilansir berbagai sumber, hingga akhir tahun 2018 jumlah rumah sakit di seluruh Indonesia adalah 2.813 unit dan terdiri dari 2.269 rumah sakit umum dan 544 rumah sakit khusus. Berikut ini adalah informasi selengkapnya dari dinkeslampung.
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) merupakan salah satu rumah sakit olympus slot tertua di Indonesia. Rumah sakit ini didirikan pada 19 November 1919 dengan nama CBZ atau Centrale Burgelijke Ziekenhuis. CBZ dijadikan satu dengan sekolah kedokteran di Batavia yang menjadi cikal bakal Fakultas Kedokteran UI, STOVIA. Melansir laman RSCM, pembelajaran fakultas kedokteran dan pelayanan kesehatan masyarakat semakin baik saat hadirnya CBZ.Ketika Jepang masuk ke Indonesia, CBZ dijadikan rumah sakit perguruan tinggi atau Ika Daigaku Byongin. Namanya berganti lagi di tahun 1945 menjadi RSON atau Rumah Sakit Oemoem Negeri.Lima tahun berselang, RSON berganti nama menjadi RSUP atau Rumah Sakit Umum Pusat. Sedangkan nama RSCM baru resmi digunakan pada 17 Agustus 1964.Sampai kini, RSCM masih mempertahankan desain asli bangunannya yang megah, khas era kolonial. Hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi RSCM dan menegaskan bahwa bangunan itu menjadi saksi bisu peristiwa-peristiwa penting di Jakarta.
RS Dustira
Inilah rumah sakit tertua di Indonesia, Rumah Sakit Dustira starlight princess 1000 yang telah berdiri sejak 1887. Rumah sakit yang terletak di jalan Dustira, Cimahi Jawa Barat ini dulunya diperuntukkan untuk merawat tentara-tentara Belanda yang bertugas di daerah Cimahi dan sekitarnya.Dikutip dari berbagai sumber, pada masa penjajahan Hindia-Belanda, rumah sakit ini bernama Militare Hospital dengan luas tanah 14 hektar. Rumah sakit ini juga menjadi rujukan bagi tawanan tentara Belanda dan perawatan tentara Jepang pada masa pendudukan Jepang (1942-1945). Namun pada tahun 1945-1947, bangunan ini kembali dikuasai oleh Pemerintah Sipil Hindia Belanda (NICA).
Pada 1949, Militare Hospital diserahkan oleh militer Belanda kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang diwakili oleh Letkol Dokter Kornel Singawinata. Sejak saat itu rumah sakit ini berganti naman menjadi Rumah Sakit Territorium III dengan Letkol Dokter Kornel Singawinata sebagai kepala rumah sakit yang pertama.Tetapi pada tanggal 19 Mei 1956 pada saat perayaan Hari Ulang Tahun Territorium III/Siliwangi yang ke-10, Panglima Territorium III/Siliwangi, Kolonel Kawilarang, menetapkan nama rumah sakit ini dengan nama Rumah sakit Dustira.Menurut dia, ini adalah wujud penghargaan terhadap jasa-jasa Mayor dr. Dustira Prawiraamidjaya sebagai pejuang di medan perang dan memberikan pertolongan para korban peperangan terutama untuk wilayah Padalarang. Tetapi pada perkembangan selanjutnya Rumah Sakit Dustira, bukan saja menerima pasien dari kalangan militer tapi juga masyarakat umum.
RS PGI Cikini
Rumah sakit tertua di Indonesia ini telah dibangun pada 15 Maret 1895. Terletak di jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, bangunan ini dulunya adalah rumah pelukis kenamaan Raden Saleh.Saat itu, misionaris Belanda Dominee Cornelis de Graaf dan isterinya, Ny. Adriana J de Graaf-Kooman mendirikan Vereeniging Voor Ziekenverpleging In Indie atau perkumpulan orang sakit di Indonesia.Pada 12 Januari 1898, pelayanan pun ditingkatkan menjadi Rumah Sakit dan diresmikan sebagai Rumah Sakit Diakones yang pertama di Indonesia. Mengingat sebagian besar sumbangan yang diterima berasal dari Ratu Emma, maka diberi nama dengan Koningin Emma Ziekenhuis (Rumah Sakit Ratu Emma).
Baca Juga : Sudah Ada Sejak Zaman Belanda , Begini Sejarah Rumah Sakit Dadi
Pada waktu pendudukan Jepang (1942-1945 ), Rumah Sakit Tjikini dijadikan rumah sakit untuk Angkatan Laut Jepang (Kaigun). Hingga akhir 1948 RS Cikini dikembalikan pengelolaannya kepada pihak swasta dipimpin oleh R.F. Bozkelman.
RS dr Soetomo, Surabaya
Peletakan batu pertama RS dr Soetomo dilakukan pada 29 Oktober 1938 oleh pemerintah Belanda di desa Karangmenjangan. Serupa dengan RSCM, nama rumah sakit ini semula adalah CBZ dan memegang peranan penting dalam perjalanan kemerdekaan Indonesia. Rumah sakit ini lantas dijadikan rumah sakit Angkatan Darat semasa pendudukan Jepang (1943 – 1945). Rumah sakit ini menyandang nama RS Dr Soetomo berdasarkan SK Menteri Kesehatan tertanggal 20 Mei 1964.